Mengikuti safety
talk ini, kadang terasa membosankan, karena materi yang disampaikan “itu-itu
saja” dan diulang-ulang. Semua juga tahu kalau keselamatan dan kesehatan kerja
itu penting. Kenapa harus diulang-ulang? Begitu mungkin pikir kita.
Tapi jangan
salah, pengulangan materi safety talk bukan karena kita dianggap belum tahu,
tapi ini adalah suatu proses internalisasi, atau suatu proses pembentukan
budaya terhadap aspek tersebut. Tujuannya adalah adalah agar dalam setiap
tahapan pelaksanaan pekerjaan konsruksi di lapangan, setiap elemen yang
terlibat di dalamnya harus selalu memperhatikan aspek K3 tersebut. Aspek K3
harus selalu melekat dalam perencanaan maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Perhatian terhadap aspek K3 ini tidak hanya terhadap aspek kehati-hatian dalam
bekerja, misalnya tentang penggunaan alat pelindung diri (APD), pemasangan
rambu-rambu kerja dan penekana perilaku dalam bekerja. Lebih dari itu,
perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan itu sendiri harus mempertimbangkan
aspek safety.
Seperti
diketahui, industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki
resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu
saja mengingat kerugian yang akan ditimbulkan tidak hanya korban jiwa, materi
yang tidak sedikit baik bagi pekerja dan pengusaha, tertundanya proses
produksi, hingga kerusakan lingkungan yang akhirnya berdampak bagi masyarakat
luas
Safety talk merupakan salah satu
sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja, serta
berbagai masalah pekerjaan dapat didiskusikan, untuk kemudian dapat diterapkan
dan dipraktekan di lapangan. Dengan safety talk dapat pula meningkatkan
pengetahuan kita terhadap berbagai hal berikut:
1. Pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya, serta upaya
penanggulangannya.
Semakin banyak kita melakukan
pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan, maka akan membuat kita semakin
berpengalaman, sehingga kita semakin familiar dengan tugas dan tanggung jawab
tersebut, yang kemudian kita akan semakin mengerti dengan keadaan lingkungan
tempat bekerja, dan akan semakin cepat pula kita melakukan upaya penanggulangan
jika terjadi problem atau keadaan darurat.
2.
Prosedur kerja yang benar
Dari pengalaman kerja selama ini,
semakin sering kita melakukan pekerjaan yang sama, kita menjadi terbiasa dan
semakin menguasai pekerjaan tersebut. Tapi di satu sisi, dapat pula menjadikan
kita terlena dengan kemampuan tersebut. Karena sudah terbiasa melakukan
pekerjaan secara berulang terkadang menjadikan kita lalai, gegabah dan
menganggap remeh prosedur kerja yang harus dilalui, yang akibatnya bisa
berakibat fatal terhadap peralatan maupun manusianya . Apabila kita bekerja
dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan, maka kita sudah terlindungi
bila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, karena persiapan, pemeriksaan
dan pengesahan terhadap prosedur kerja selalu dalam kontrol sistem sehingga
mampu meminimalkan dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3.
Peralatan safety atau alat pelindung diri (APD)
Setiap pekerja mempunyai tanggung
jawab yang sama untuk bekerja dengan aman dan memperhatikan keselamatan. Pada
dasarnya kita semua mengerti bahaya-bahaya yang mungkin timbul di tempat area
kerja kita masing-masing dan alat-alat pelindung diri apa saja yang harus kita
gunakan. Perusahaan berkewajiban menyediakan dan mencukupi perlengkapan dan
kelengkapan alat pelindung diri. Dengan demikian diwajibkan pula bagi para staf
dan pekerja di lingkungan proyek untuk mengenakannya dengan baik dan benar.
4.
Komunikasi
Dalam safety talk ini tanpa sadar
kita juga belajar berkomunikasi, kapan kita harus mendengarkan dan kapan kita
berbicara atau mengutarakan pendapat. Komunikasi yang baik merupakan suatu
cerminan dari keakraban dan kebersamaan kita sehingga akan menciptakan suasana
yang akrab, hangat dan harmonis, yang pada akhirnya akan menciptakan
kebersamaan, sehingga dalam bekerja sehari-hari akan terasa ringan dan nyaman.
Dalam safety talk, tak lupa selalu diulang yel-yel penyemangat dalam bekerja.
Yel-yel itu selalu diteriakkan dengan suara yang lantang, tanpa beban. Teriak
yel-yel tersebut merupakan satu cara dalam memompa semangat kerja. Yel-yel yang
diteriakkan adalah yel-yel yang memberikan kebanggaan dalam bekerja dan
kebanggaan tentang keterlibatan dalam proyek yang sedang dikerjakan, dalam
setiap perannya.
Itulah sekilas tentang pentingnya
safety talk pada pekerjaan konstruksi. Sepintas ini adalah seperti apel pagi
bagi pegawai negeri atau upacara bendera bagi anak sekolah. Yang membedakan
adalah bahwa safety talk dilakukan dalam suasana yang akrab, hangat dan
bersemangat. Yang tak kalah penting adalah bahwa penyampaian materi yang
disampaikan dalam safety talk tidak boleh bersifat menggurui. Penyampaian persuasif
dan berempati dengan menekankan bahwa para staf dan pekerja sedang berjuang
untuk keluarga (anak dan istri) di rumah, akan lebih merasuk pada pemahaman
mereka.