Selasa, 28 Juni 2016

Smart System Driving

Lima Kunci Keselamatan Dalam Mengemudi


1. Arahkan Pandangan Jauh Kedepan
Dengan mengarahkan pandangan jauh kedepan, kita bisa mengenal kondisi jalan di depan, dengan begitu akan mempermudah kita untuk mengambil keputusan lebih cepat jika ada hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan mengarahkan pandangan jauh ke depan, kesiapan kita untuk mecegah hal buruk akan tereksekusi lebih cepat dan lebih baik.

2. Dapatkan Gambaran yang Luas di Sekeliling Kendaraan
Pada saat menyetir mobil, pandangan sebaiknya tidak hanya tertuju ke depan, tetapi juga diarahkan ke sekililing kendaraan (kiri dan kanan). Hal memungkinkan kita lebih siap menghadapi kendaraan lain yang tiba-tiba muncul dari kiri dan kanan.

3. Aktifkan Mata
Jangan membiarkan tatapan kosong dan terpaku pada satu arah, usahakan agar mata bergerak setiap 2 detik untuk melihat kondisi di sekitar kendaraan.

4. Perhatikan Jalan Keluar
Kenali kondisi jalan dan perhatikan area yang bisa memungkinkan menjadi jalan keluar juntuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Menjaga jarak dengan mobil di depan adalah hal yang sangat penting. Jika jalan dalam keadaan macet, ambilah jarak dengan kendaraan di depan yang kira-kira bisa memungkinkan kita melepaskan diri dari kemacetan.

5. Pastikan Orang Lain Melihat Anda
Penyebab utama dari kecelakaan adalah salah satu pihak tidak melihat keberadaan pihak lain. Oleh karena itu, pastikan selalu orang lain melihat anda. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membunyikan klakson, mengedipkan lampu dim atau melambaikan tangan.

Kelemahan terbesar saat menyetir mobil adalah terpecahnya konsentrasi mengemudi dengan permasalahan lain. Penting sekali untuk "meninggalkan" permasalahan selama mengemudi agar dapat berkonsetrasi penuh di jalan. Karena jika pikiran kita terpecah maka keselamatan mengemudi akan terancam, lagipula masalah yang dipikirkan pun tidak dapat kita selesaikan saat mengemudi. Konsentrasi mengemudi juga sering terganggu jika pengemudi dalam keadaan terburu-buru karena telat ke tempat tujuan. Untuk hal ini, sangatlah penting mengalihkan pikiran bahwa kita harus sampai dengan selamat, bukan "memburu waktu" yang sebenarnya memang sudah telat.

Jumat, 19 Juli 2013

Pentingnya safety talk


Mengikuti safety talk ini, kadang terasa membosankan, karena materi yang disampaikan “itu-itu saja” dan diulang-ulang. Semua juga tahu kalau keselamatan dan kesehatan kerja itu penting. Kenapa harus diulang-ulang? Begitu mungkin pikir kita.
Tapi jangan salah, pengulangan materi safety talk bukan karena kita dianggap belum tahu, tapi ini adalah suatu proses internalisasi, atau suatu proses pembentukan budaya terhadap aspek tersebut. Tujuannya adalah adalah agar dalam setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan konsruksi di lapangan, setiap elemen yang terlibat di dalamnya harus selalu memperhatikan aspek K3 tersebut. Aspek K3 harus selalu melekat dalam perencanaan maupun pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Perhatian terhadap aspek K3 ini tidak hanya terhadap aspek kehati-hatian dalam bekerja, misalnya tentang penggunaan alat pelindung diri (APD), pemasangan rambu-rambu kerja dan penekana perilaku dalam bekerja. Lebih dari itu, perencanaan metode pelaksanaan pekerjaan itu sendiri harus mempertimbangkan aspek safety.
Seperti diketahui, industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki resiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja mengingat kerugian yang akan ditimbulkan tidak hanya korban jiwa, materi yang tidak sedikit baik bagi pekerja dan pengusaha, tertundanya proses produksi, hingga kerusakan lingkungan yang akhirnya berdampak bagi masyarakat luas
Safety talk merupakan salah satu sarana penunjang dalam upaya mencegah terjadinya bahaya di tempat kerja, serta berbagai masalah pekerjaan dapat didiskusikan, untuk kemudian dapat diterapkan dan dipraktekan di lapangan. Dengan safety talk dapat pula meningkatkan pengetahuan kita terhadap berbagai hal berikut:
1. Pekerjaan yang kita hadapi dan bahayanya, serta upaya penanggulangannya.
Semakin banyak kita melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan, maka akan membuat kita semakin berpengalaman, sehingga kita semakin familiar dengan tugas dan tanggung jawab tersebut, yang kemudian kita akan semakin mengerti dengan keadaan lingkungan tempat bekerja, dan akan semakin cepat pula kita melakukan upaya penanggulangan jika terjadi problem atau keadaan darurat.
2. Prosedur kerja yang benar
Dari pengalaman kerja selama ini, semakin sering kita melakukan pekerjaan yang sama, kita menjadi terbiasa dan semakin menguasai pekerjaan tersebut. Tapi di satu sisi, dapat pula menjadikan kita terlena dengan kemampuan tersebut. Karena sudah terbiasa melakukan pekerjaan secara berulang terkadang menjadikan kita lalai, gegabah dan menganggap remeh prosedur kerja yang harus dilalui, yang akibatnya bisa berakibat fatal terhadap peralatan maupun manusianya . Apabila kita bekerja dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan, maka kita sudah terlindungi bila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, karena persiapan, pemeriksaan dan pengesahan terhadap prosedur kerja selalu dalam kontrol sistem sehingga mampu meminimalkan dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3. Peralatan safety atau alat pelindung diri (APD)
Setiap pekerja mempunyai tanggung jawab yang sama untuk bekerja dengan aman dan memperhatikan keselamatan. Pada dasarnya kita semua mengerti bahaya-bahaya yang mungkin timbul di tempat area kerja kita masing-masing dan alat-alat pelindung diri apa saja yang harus kita gunakan. Perusahaan berkewajiban menyediakan dan mencukupi perlengkapan dan kelengkapan alat pelindung diri. Dengan demikian diwajibkan pula bagi para staf dan pekerja di lingkungan proyek untuk mengenakannya dengan baik dan benar.
4. Komunikasi
Dalam safety talk ini tanpa sadar kita juga belajar berkomunikasi, kapan kita harus mendengarkan dan kapan kita berbicara atau mengutarakan pendapat. Komunikasi yang baik merupakan suatu cerminan dari keakraban dan kebersamaan kita sehingga akan menciptakan suasana yang akrab, hangat dan harmonis, yang pada akhirnya akan menciptakan kebersamaan, sehingga dalam bekerja sehari-hari akan terasa ringan dan nyaman. Dalam safety talk, tak lupa selalu diulang yel-yel penyemangat dalam bekerja. Yel-yel itu selalu diteriakkan dengan suara yang lantang, tanpa beban. Teriak yel-yel tersebut merupakan satu cara dalam memompa semangat kerja. Yel-yel yang diteriakkan adalah yel-yel yang memberikan kebanggaan dalam bekerja dan kebanggaan tentang keterlibatan dalam proyek yang sedang dikerjakan, dalam setiap perannya.
Itulah sekilas tentang pentingnya safety talk pada pekerjaan konstruksi. Sepintas ini adalah seperti apel pagi bagi pegawai negeri atau upacara bendera bagi anak sekolah. Yang membedakan adalah bahwa safety talk dilakukan dalam suasana yang akrab, hangat dan bersemangat. Yang tak kalah penting adalah bahwa penyampaian materi yang disampaikan dalam safety talk tidak boleh bersifat menggurui. Penyampaian persuasif dan berempati dengan menekankan bahwa para staf dan pekerja sedang berjuang untuk keluarga (anak dan istri) di rumah, akan lebih merasuk pada pemahaman mereka.


Minggu, 16 Juni 2013

What is HSE

Salah satu bagian kerja yang cocok bahkan mungkin paling cocok untuk seorang ergonom adalah bagian HSE (untuk mengetahui bagian-bagian kerja untuk ergonom klik disini). HSE adalah singkatan dari Health, Safety, Environment. HSE merupakan salah satu bagian dari manajemen sebuah perusahaan. Ada manejemen keuangan, manajemen sdm, dan juga ada Manajemen HSE.

Di perusahaan, manajemen HSE biasanya dipimpin oleh seorang manajer HSE, yang bertugas untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan seluruh program HSE. Program HSE disesuaikan dengan tingkat resiko dari masing-masing bidang pekerjaan. Misal HSE Konstruksi akan beda dengan HSE Pertambangan dan akan beda pula dengan HSE Migas.



HSE bukan merupakan suatu standard. Namun dalam menerapkan HSE kita perlu mengadopsi beberapa standard. Untuk sektor minyak dan gas, beberapa standard tentang HSE yang dapat dipakai adalah :
  • API RP 750, tentang Process Safety Management
  • OSHA CPR 119.10. 110, tentang Process Safety Management
  • OHSAS 18001, tentang Occupational Health and Safety
  • Kepmenaker tentang SMK3
  • NFPA, National Fire Protection Association
  • NEC, National Electrical Code
  • LSC, Life Safety Code
HSE distrukturkan secara sistematis sebagai sebuah sistem manajemen sebuah organisasi untuk mencapai tujuan, sasaran dan visinya dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan kerja serta Lingkungan. Sebagai sebuah sistem, maka ini adalah panduan dan aturan main bagi semua jajaran baik tim manajemen maupun pekerja dan sub lini organisasi yang ada dalam organisasi/perusahaan.

Beberapa perusahaan mengintegrasikan sistem manajemen HSE ini dengan Sistem Manajemen Sekuriti (Security) dan/atau Mutu (Quality). Bahkan ada yang mengintegrasikan dengan semua aspek, spt. HR, Finance, Marketing dll, sehingga terkadang nama sebuah sistem tidak lah terlalu penting, karena yang essential adalah refleksi dari sistem itu sendiri dalam implementasinya.

Sebagai sebuah sistem manajemen modern, maka dokumentasi untuk panduan dan pengimplementasian harus disusun dan disahkan untuk digunakan. Jenis dan tipe dokumen-dokumen tersebut tergantung dari ukuran organisasi, jenis usaha, kompleksitas proses yg terlibat dalam organisasi tersebut, tetapi paling tidak secara umum dokumen-dokumen tersebut adalah :
  • Kebijakan HSE dan/atau Sekuriti dan/atau Mutu
  • Proses-proses yang diperlukan untuk operasional perusahaan dan pengendaliannya.
  • Prosedur-prosedur yang dibutuhkan untuk mendukung point 2
  • Panduan/guideline
  • Form-form isian yang berguna untuk kerangka pencatatan sebuah aktifitas atau bukti pencapaian sebuah proses tertentu.
Untuk hal di atas, sudah ada standard-standard International/National HSE seperti:
  • ISO 14001 untuk Sisten Manajemen Environment
  • OHSAS 18001 untuk Occupational Health and Safety.
  • OSHA untuk Occupational Health and Safety
  • K3 untuk Occupational Health and Safety (standard Depnaker – Indonesia)
  • ISM – untuk Occupational Heath and Safety
Di beberapa Perusahaan besar dan Perusahaan Oil & Gas, fungsi HSE ditempatkan di- leher Direktur atau Dir.Utama, tujuannya agar HSE tidak memihak ke-salah satu fungsi dalam suatu organisasi / independent.

Di beberapa perusahaan HSE ini disebut pula SHE dibawah divisi QHSE. Mengapa??? Karena yang diutamakan adalah Safety First (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai safety first klik disini). Jadi SHE merupakan singkatan dari Safety, Health and Environment dengan motto "Safety 4 Business" dimana divisi QHSE langsung dibawah kontrol Direktur.

Untuk dasar landasan HSE biasanya mengacu pada aturan sistem K3LH yang dikeluarkan oleh Kemnaker dengan gabungan beberapa aturan yang dikeluarkan oleh holding.


Jumat, 09 Maret 2012

Materi Induction




  1. Mempunyai KTP, (Kartu Tanda Penduduk) yang masih berlaku.
  2. Bekerja dalam kondisi sehat jasmani dan rohani.
  3. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai pekerjaan dan tingkat resikonya, seperti al : safety helmet, kaca mata safety, safety shoes, safety belt / body harness, sarung tangan, dll.
  4. Mematuhi semua aturan K3L Perusahaan dan melaksanakan SOP secara benar dalam bekerja.
  5. Tidak melakukan pekerjaan yang bukan keahliannya.
  6. Selalu tahu dan yakin terhadap tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan
  7. Tidak memaksakan diri untuk bekerja bilamana ragu-ragu, atau kondisi tubuh, lingkungan, peralatan kerja, dll tidak aman.
  8. Menggunakan peralatan kerja yang sesuai dengan bidang kerja yang dikerjakan.
  9. Selalu memeriksa perlengkapan dan area kerja sebelum bekerja.
  10. Menjaga kebersihan dan tidak merokok di area kerja, kecuali pada tempat yang telah ditentukan.
  11. Tidak mengkonsumsi narkoba, minuman keras, tidak membawa senjata tajam, senjata api, serta tidak melakukan tindakan yang membahayakan orang lain dan melawan hukum.
  12. Wajib memeriksa semua barang yang dapat mengakibatkan bahaya kebakaran.
  13. Harus bekerjasama dengan seluruh tim yang ada di proyek untuk pelaksanaan K3.
  14. Mematuhi peraturan K3L dan peraturan-peraturan lain yang muncul selama pelaksanaan proyek.